BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia sebagai
kholifah di dunia mempunyai peranan penting di dalam kehidupan dunia. Manusia
diciptakan oleh Tuhan dengan sangat sempurna karena mempunyai akal. Oleh karena
itu manusia dapat menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan.
Dengan demikian kita dapat katakan bahwa kualitas manusia pada suatu negara
akan menentukan kualitas kebudayaan dari suatu negara tersebut,
begitu pula pendidikan yang tinggi akan menghasilkan kebudayaan tinggi. Karena
kebudayaan adalah hasil dari pendidikan suatu bangsa.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang yang telah dipaparkan diatas maka masalah yang muncul kemudian adalah:
1. Apa yang dimaksud
dengan manusia dan kebudayaan?
2. Bagaimana perwujudan
masyarakat sebagai makhluk yang berbudaya?
1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan ini
bertujuan untuk menambah pengetahuan baru yang mendasar mengenai manusia dan
kebudayaan. Serta memahami lebih dalam mengenai hubungan antar manusia dengan
kebudayaan yang telah ada sejak dulu.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Manusia dan
Kebudayaan
2.1.1 Manusia
Manusia bila dilihat
dari pengertiannya, berasal dari bahasa sansekerta, yaitu "manu" yang
berarti berpikir, berakal budi. Secara istilah manusia dapat diartikan sebagai
konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realistis, sebuah kelompok atau
seorang individu. Manusia diciptakan oleh Tuhan dengan sangat sempurna, selain
diberikan nafsu seperti makhluk hidup lainnya, manusia juga diberikan akal
untuk berpikir. Dengan akalnya manusia dapat menciptakan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan juga kebudayaan. Sehingga dalam agama islam menyebutkan bahwa
manusia memiliki peran sebagai kholifah (pemimpin) di dunia.
Pada dasarnya manusia
merupakan makhluk social, dimana manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia
lainnya. Oleh sebab itu manusia sering berkumpul dan membentuk kelompok atau
biasa disebut dengan masyarakat. Dalam masyarakat inilah manusia saling
berinteraksi social dan membentuk kebudayaan.
2.1.2 Kebudayaan
Kebudayaan jika
dilihat dari asal kata bahasa sansekerta, yaitu "budhayah" yang
berarti budi atau akal. Secara umum kebudayaan dapat diartikan sebagai segala
sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi (pikiran) manusia. Sedangkan
Koentjaraningrat mengatakan bahwa kebudayaan berarti keseluruhan gagasan dan
karya manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar berserta keseluruhan dari
hasil budi pekertinya.
Kemudian
Koenjaraningrat juga menggolongkan wujud budaya menjadi beberapa bagian, yaitu:
- Sebagai suatu kompleks dari
ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya
- Sebagai suatu kompleks
aktifitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat
- Sebagai benda-benda hasil karya
manusia.
2.2 Perwujudan Manusia
Sebagai Makhluk Berbudaya
Dalam kehidupan
sebagai manusia berbudaya, maka dapat dibagi menjadi tiga wujud, yaitu:
· Perilaku
Perilaku adalah cara bertindak atau
bertingkah laku dalam situasi tertentu. Setiap perilaku manusia dalam
masyarakat harus mengikuti pola-pola perilaku (pattern of behavior)
masyarakatnya.
· Bahasa
Bahasa adalah sebuah sistem
simbol-simbol yang dibunyikan dengan suara (vokal) dan ditangkap dengan telinga
(auditory). Dengan bahasa, manusia dapat berkomunikasi satu sama lain
sehingga manusia dapat saling bertukar pikiran sehingga hasil dari pertukaran tersebut
adalah budaya yang semakin kaya dan kebudayaan yang berkembang dan semakin maju
seiring dengan perkembangan zaman.
· Materi
Budaya materi adalah hasil dari
aktivitas atau perbuatan manusia.Bentuk materi misalnya pakaian, perumahan,
kesenian, alat-alat rumah tangga, senjata, alat produksi, dan alat
transportasi.
Substansi utama budaya adalah sistem
pengetahuan, pandangan hidup, kepercayaan, persepsi, dan etos kebudayaan.Tiga
unsur yang terpenting adalah sistem pengetahuan, nilai, dan pandangan hidup.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelah memperhatikan
isi dalam pembahasan di atas, maka dapat tarik kesimpulan sebagai berikut:
Manusia dan kebudayaan
merupakan dua hal yang saling berkaitan. Dengan akal yang dimilikinya, manusia
menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan
mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena kebudayaan itu
merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri.
REFERENSI
Koentjaraningrat. 1993. Kebudayaan, Mentalis dan Pembangunan. Jakarta:
Gramedia Pustaka Umum.
Apidianto."Manusia dan Kebudayaan".
apid.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/18431/bab2-manusia_dan_kebudayaan.pdf
(diunduh tanggal 17 Mei 2014)